Minggu, 09 November 2014

Labuan Cermin



Labuan Cermin


RASA lelah seketika hilang, meski sebelumnya harus menempuh perjalanan sejauh 250 kilometer dari Tanjung Redeb, ibu kota Kabupaten Berau. Lama perjalanan 8 jam dari Tanjung Redeb itu seperti tak terasa dan langsung terobati begitu melihat kejernihan air di danau yang dikelilingi keasrian hutan mangrove yang masih terjaga.

Dasar air terlihat begitu jelas, termasuk biota air di dalamnya seperti karang dan ikan beragam jenis. Tak ketinggalan, penyu hijau juga sesekali singgah di perairan ini.
Dari dasar danau, air terlihat dangkal. Padahal sebenarnya kedalamannya bisa lebih dari 3 meter.  
Keunikan lain, di bagian permukaan air terasa agak asin. Sementara di dasarnya terasa tawar. Ini karena pengaruh sumber air danau yang berasal dari bebatuan mengandung kapur.

Tak jauh dari kawasan ini terdapat pelabuhan tradisional. Ini mendukung aktivitas warga yang banyak tinggal di kawasan ini dengan mata pencaharian sebagai nelayan. Baik menangkap ikan di laut lepas, maupun dengan cara membuat bagan.

Air yang konon juga menjadi tempat mandi para Raja Berau di masa lalu, juga dimanfaatkan warga sebagai sumber air bersih. Tak perlu bahan kimia, cukup siapkan pipa saja dan air bisa disedot untuk dialirkan ke rumah-rumah.

“Yang penting lingkungan mangrove-nya tetap terjaga, air ini akan selalu jernih,” kata Makmur.
Pekan depan, mantan Putri Indonesia Nadine Chandrawinata juga dijadwalkan berkunjung ke lokasi tersebut. Tujuannya untuk ikut mempromosikan objek wisata ini secara nasional. Nadine kemungkinan akan melakukan penyelaman di kawasan danau tersebut.

Untuk menuju lokasi ini, dari Tanjung Redeb harus menggunakan angkutan pedesaan atau mobil carter ke arah Selatan. Daerah yang dilalui antara lain Tabalar, Biatan, Talisayan dan Batu Putih. Setelah itu barulah tiba di Biduk-biduk. Tak usah memikirkan perjalanan yang begitu panjang. Karena setelah melihat langsung lokasi ini, keindahannya akan “membayar” rasa capek.