Labuan Cermin
RASA lelah seketika hilang, meski
sebelumnya harus menempuh perjalanan sejauh 250 kilometer dari Tanjung Redeb,
ibu kota Kabupaten Berau. Lama perjalanan 8 jam dari Tanjung Redeb itu seperti
tak terasa dan langsung terobati begitu melihat kejernihan air di danau yang
dikelilingi keasrian hutan mangrove yang masih terjaga.
Dasar air terlihat begitu jelas, termasuk biota
air di dalamnya seperti karang dan ikan beragam jenis. Tak ketinggalan, penyu
hijau juga sesekali singgah di perairan ini.
Dari dasar danau, air terlihat dangkal. Padahal
sebenarnya kedalamannya bisa lebih dari 3 meter.
Keunikan lain, di bagian permukaan air terasa
agak asin. Sementara di dasarnya terasa tawar. Ini karena pengaruh sumber air
danau yang berasal dari bebatuan mengandung kapur.
Tak jauh dari kawasan ini terdapat pelabuhan
tradisional. Ini mendukung aktivitas warga yang banyak tinggal di kawasan ini
dengan mata pencaharian sebagai nelayan. Baik menangkap ikan di laut lepas,
maupun dengan cara membuat bagan.
Air yang konon juga menjadi tempat mandi para
Raja Berau di masa lalu, juga dimanfaatkan warga sebagai sumber air bersih. Tak
perlu bahan kimia, cukup siapkan pipa saja dan air bisa disedot untuk dialirkan
ke rumah-rumah.
“Yang penting lingkungan mangrove-nya tetap
terjaga, air ini akan selalu jernih,” kata Makmur.
Pekan depan, mantan Putri Indonesia Nadine
Chandrawinata juga dijadwalkan berkunjung ke lokasi tersebut. Tujuannya untuk
ikut mempromosikan objek wisata ini secara nasional. Nadine kemungkinan akan
melakukan penyelaman di kawasan danau tersebut.
Untuk menuju lokasi ini, dari Tanjung Redeb harus
menggunakan angkutan pedesaan atau mobil carter ke arah Selatan. Daerah yang
dilalui antara lain Tabalar, Biatan, Talisayan dan Batu Putih. Setelah itu
barulah tiba di Biduk-biduk. Tak usah memikirkan perjalanan yang begitu
panjang. Karena setelah melihat langsung lokasi ini, keindahannya akan
“membayar” rasa capek.